-->

Pocong Ditangkap Polisi dan Menangis Minta Pulang

Pocong Ditangkap Polisi dan Menangis Minta Pulang

Sosok pocong dan suster ngesot sudah menjadi momok menakutkan bagi sebagian masyarakat Indonesia. Namun, bermain-main dengan sosok hantu tersebut bisa berujung di kepolisian.

Operasi petasan di sekitar waduk di kawasan Kampus Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Polsek Wiyung, semalam, malah menangkap pocong di sekitar Brantas Hilir, Surabaya, Jawa Timur.

"Ya benar, kami barusan menangkap remaja yang berpakaian seperti pocong di kawasan Brantas Hilir usai membubarkan aksi menyulut petasan," kata Kapolsek Wiyung, Kompol Wiwik Setyaningsih saat dikonfirmasi.

Pocong yang masih berusia belia itu diamankan petugas saat hendak menakuti para pengguna jalan di sekitar Brantas Hilir. Selain pocong, polisi juga mengamankan tuyul jadi-jadian yang hanya mengenakan celana pendek tanpa mengenakan baju.

Setibanya di Mapolsek Wiyung, si pocong menangis. Tak urung, polisi pun langsung memintanya untuk menghubungi orang tuanya agar segera dijemput. "Dia itu warga Wiyung sendiri yang lagi pengen iseng," pungkasnya.

Kepolisian Sektor Kenjeran Surabaya, Jawa Timur juga pernah membentuk tim operasi penangkapan pocong di wilayahnya karena isu pocong gentayangan sudah meresahkan warga, Juli tahun lalu. Petugas pun sempat takut. Akhirnya tim pemburu pocong dipimpin oleh Kanit Reskrim Polsek Kenjeran, AKP Yudo Hariyono karena dia dikenal rajin beribadah.

Setelah melakukan pengintaian selama satu jam, pocong akhirnya terlihat. Pocong itu melompat sebanyak tiga kali persis di depan balai RW III Kenjeran, dan pocong tersebut sempat jongkok dan terdiam.

"Untuk memastikan pocong itu jadi-jadian atau benar-benar pocong, petugas rela menunggu satu jam untuk melihat apakah kaki pocong ini menempel ke tanah atau tidak," ujar Kapolsek Kenjeran, Komisaris Polisi Syukur di Surabaya.

Melihat hantu tersebut menggunakan sandal, petugas langsung menyergapnya. Sempat kabur, pocong bohongan tersebut digelandang ke Markas Polsek Kenjeran.

Pocong mengaku bernama Bahrul Ulum (21) warga Kejawan Lor III, Kenjeran, Surabaya, itu mengaku dirinya mengenakan kain kafan putih dengan wajah dilumuri bedak putih dan sekitar mata diwarnai hitam hanya untuk iseng semata. Bahrul hanya ditahan semalam.

Lain lagi di Jawa Barat, Mega Tri Pratiwi (20) yang berdandan layaknya 'suster ngesot'. Aksi Mega itu mesti berakhir di rumah sakit setelah ditendang seorang satpam Apartemen Galeri Ciumbuleuit, November 2011.

Peristiwa itu bermula ketika mahasiswi cantik tersebut berniat membuat kejutan kepada seorang rekannya yaitu Fitra Mahaly yang berulang tahun ke-18. Di depan pintu lift lantai 17, Mega sudah menunggu sambil gaya duduk di lantai seperti 'suster ngesot'.

Tak menduga, ternyata lift tersebut juga berisi satpam bernama Sunarya dan seorang pegawai Apartemen Galeri Ciumbeluit lainnya. "Satpam itu maju ke depan menerobos teman-teman dan langsung menendang.

Ya, keras sekali sampai saya setengah tidak sadar," kata Mega. Atas kejadian tersebut, keluarga Mega melaporkan Sunarya ke Polrestabes Bandung bernomor surat LP/3340/XII/2011/Polrestabes.
Advertisement

Tulis Komentar
 
close button
Back to top
Situs ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapatkan pengalaman terbaik di situs kami Kebijakan Kami
Got It!